Kamis, 10 Mei 2018

jurnal suku Alas

1.     Pengaruh pola makan masyarakat suku alas terhadap status gizi penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas perwatan kutambaru kabupaten aceh tenggara.Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO,2001). Peningkatan jumlah penyakit degeneratif terkait dengan perubahan pola hidup yang dijalani seseorang misalnya pola makan yang cenderung tidak sehat dengan kurangnya makan sayuran dan makanan berserat, kurang berolahraga, dan tingkat stress yang tinggi (Kepmenkes, 2010





2.     Bentuk tari landok alun pada masyarakat suku alas kabupaten aceh tenggara. Tari Landok Alun merupakan tari tradisional masyarakat suku Alasyang berasal dari desa Telengat Pagan. Tarian ini mulai terancam eksistensinya dikarenakan masuknya budaya yang secara perlahan menyingkirkan keberadaan tarian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Bentuk Tari LandokAlun Pada Masyarakat Suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara. Untuk membahas tujuan penelitian tersebut, digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian, seperti teori bentuk yang didalamnya membahas mengenai : tema, gerak tari, pola lantai, iringan, tata rias, busana, properti,dantempat pementasan. 



3.Bentuk penyajian tari pelebat di sanggar lag suku alas kabupaten aceh tenggara.Suku Alas merupakan suku yang mendiami daerah dataran tinggi Aceh Tenggara. Suku Alas menguasai tanah pegunungan Leuser. Suku Alas menggunakan bahasa Alas dengan adat istiadat sendiri. Daerah Kabupaten Aceh Tenggara beribukota Kutacane. Bahasa Alas mirip dengan bahasa Batak (Karo, Tapanuli, dan Fak Fak). Sebagian besar suku Alas tinggal di pedesaan dan hidup dari pertanian dan peternakan.  Tanoh Alas merupakan lumbung padi untuk daerah Aceh. Tetapi selain itu mereka juga berkebun karet, kopi, dan kemiri, serta mencari berbagai hasil hutan, seperti kayu, rotan, damar dan kemenyan. Sedangkan binatang yang mereka ternakkan adalah kuda, kambing, kerbau, dan sapi. 




4. .Larangan perkawinan semarga dalam masyarakat aceh tenggara.Adat merupakan wujud dari kebiasaan yang diciptakan oleh sebuah masyarakat sejenis suku bangsa yang telah disepakti oleh warganya sendiri.3 Adat perkawinan dalam masyarakat Aceh merupakan bagian dari pola kehidupan suatu individu yang harus dilewati oleh setiap orang yaitu dari peralihan usia remaja kemasa dewasa merupakan suatu yang berkesan bagi seseorang atau masyarakat.Perkawinan merupakan  suatu ikatan antara sepasang manusia  untuk membentuk sebuah keluarga. Untuk menyatukan dua keluarga serta melibatkan semua masyarakat yang ada di dalamya perlu adanya adat perkawinan, dalam masyarakat
Alas di Aceh Tenggara memiliki kareteristik adat perkawinan tersendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar